-----------------------------------------------------------------

Rabu, 20 Juni 2007

#1.5. Sang Bidadari


Ninik

Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Semarang, 21 Maret
Usia : 32 tahun
Pekerjaan : Wakil Diréktur
Status : Isteri Présiden Diréktur, Ibu 2 Orang Anak



Siang hari, di ruang kerja di rumah Ci Ninik. . .


Ninik: (Duduk mengangkang di kursi kerjanya sambil mendongak
ke atas, menggigit jarinya), “Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .
Mmm. . .Mmm. . .” (mengangkat roknya dan kedua pahanya
ke atas sambil menggelinjang), “AAAH. . .”


Leo: “Ha, ha, ha. . .saya suka sekali datang mengajar lebih awal
ke rumah Ci Ninik. . .SLURP. . .SLURP. . .Aaah. . .ini demi
kemajuan Ellen juga. . .SURRP. . .SLURP. . .SLUURP. . .” (menjilat-jilat mémék

Ci Ninik dari bawah kolong méja)

Ninik : (Membuka lubang méméknya lébar-lébar sambil mengangkat
kaki kanannya tinggi-tinggi ke atas; kaki kirinya ditekuk),
“Aaah. . .aaah. . .aah. . .Aaah. . .Aahh. . .”

Leo: “. . .dan Ci Ninik tau, kalau kita juga harus selalu menjaga
hubungan baik antara orang tua murid dan guru. . .LAPT. . .
LAAPT. . .SLUURP. . . . . . .”

Ninik: “Uuuuum. . .iyaaah. . .kayak gitu. . .kayak gitu. . .”

Leo: “OOOH! YÉAH! Deketin ke sini méméknya! SLUURP. . .”
(menyedot itil mémék Ci Ninik kuat-kuat)

Ninik: “OHHHGGH!!” [menjambak rambutku]

Leo: (Mengunyah bibir luar mémék Ci Ninik dengan bibirnya),
“NYAAAM. . .NYAAAM. . .”

Ninik: “Gigit mémék saya, Leo! Gigiiit!!” (merentangkan kedua
pahanya lébar-lébar, sambil membuka bibir méméknya),
“Aaah. . .Aaah. . .aaah. . .Aaahh. . .”

Leo: “NYAAAAAM. . .”

Ninik: (Merapatkan kedua kakinya dan mengangkatnya tinggi-tinggi

ke atas), “AOH! AOOOH! Kamu benar-benar hébat, Leo. . .
Aaah. . .aaah. . .aahh. . .Aaah. . .”

Leo: “SLUUUUURRRP!!”

Ninik: “OOOOOHH!!!”

Leo: “Hussh!!! Jangan teriak!! Nanti bisa kedengaran sama
Si Jumi atau suster. . .” (terus menjilati lubang mémék
Ci Ninik sambil memegang pantatnya)

Ninik: “Sorry! Abis kamu jago ngerjain saya, Leo. . .saya sampé

ga tahan. . .Ooohh. . .nngh. . .” (merentangkan kedua pahanya
lébar-lébar ke samping sambil berpegangan ke atas méja)

Leo: “MMMMMm. . .AHH. . .MMM. . .MMMMM. . .SLUURP. . .”

Ninik: “Oooohh. . .Aaah. . .aaah. . .aaah. . .” (meletakkan kedua
kakinya di atas méja, di depan layar komputer)

Leo: “LAPT. . .LAPT. . .LAAPT. . .LAPT. . .LAAAPT. . .LAPT. . .”

Ninik: “Ayo. . . . .” (menurunkan kaki kirinya ke bawah, sementara
kaki kanannya tetap berada di atas méja; membuka bibir
méméknya), “Masukin jari kamu ke dalam mémék saya! !”

Leo: (Memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang mémék
Ci Ninik, lalu menggerak-gerakkannya keluar masuk)


NYUC NYUC NYUC…


Ninik: “Oh, yéaah. . .hhh. . .gerakin terus, Leo. . .lebih cepet lagi!”
(mengangkat paha kanannya tinggi-tinggi ke atas dan
menahannya dengan lengan kanannya), “Aaah. . .Aaah. . .
Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . . . . .Nnhh. . .” (menurunkan
belahan baju kaosnya ke bawah, hingga buah dadanya menyembul keluar dan kelihatan puting susunya yang menegang berwarna kecoklatan), “Aaaahh. . .”

Leo: “Ooohh. . .buah dada yang sangat montok, Ci Ninik. . .”

Ninik: “Aaah. . .terima kasih atas pujiannya!” (mengangkat kaki kirinya

ke atas dan menahannya dengan lengan kirinya)

Leo: (Terus menggerak-gerakkan jarinya keluar masuk),
“Oohhh. . .Ohh. . .oh. . .”

Ninik: “Aaaah. . .ayo, Leo. . .lebih cepet lagi. . .hhh. . .énaaaaak. . .”
(mengangkangkan kedua pahanya lébar-lébar)

Leo: “Aah. . .Ah. . .Ah. . .” (menggerak-gerakkan jari telunjuknya
keluar masuk secepat mungkin)


NYAC NYIC NYOC NYIC NYOC…


Ninik: “OH, YES! YES! YEEEESSS!!” (mencapai orgasme)

Leo: (Buru-buru mengeluarkan jari telunjuknya dari lubang mémék Ci Ninik

dan langsung menghisap dan menyedot-nyedot air mémék Ci Ninik yang
menyembur keluar dari lubangnya), "SLURP. . .SLUURP. . .SLUUUURP. . .
GLUG. . .Aahh. . .”

Ninik: “AAAH. . .AAAh. . .AAah. . .Aaah. . .”

Leo: “Gantian, Ci Ninik! Sekarang gantian Ci Ninik yang harus
ngerjain saya! Saya mau Ci Ninik menghisap penis saya. . .”

Ninik: “Boléh. . .siapa takut?!” (bangkit berdiri dari kursi kerjanya)

Leo: (Pindah duduk di kursi kerja Ci Ninik, membuka résléting
celananya dan langsung mengeluarkan penisnya dari balik
celana panjangnya), “Ini, Ci Ninik. . .”

Ninik: “Hmmmm. . .Leo punya lebih besar dan lebih panjang dari
suami saya punya. . .mmmhh. . .” (mengangkat baju kaosnya
ke atas dan membiarkan buah dadanya yang besar dan montok itu

bébas menggantung keluar, lalu masuk ke kolong méja)

Leo: “Aaaahh. . .ayo, Ci Ninik. . .waktunya makan hotdog. . .”

Ninik: [Meletakkan kedua tangannya di pahaku dan langsung
memasukkan penisku ke dalam mulutnya, menghisapnya],
“UUUGH. . .UUUGH. . .UUUUUUGH!”

Leo: “OOOHH, WOAH! CI NINIK!!”

Ninik: [Memaju-mundurkan kepalanya mengulum batang penisku
sambil melepaskan roknya], “GLUG. . .GLUG. . .GLUG. . .
GLUG. . .GLUG. . .GLUG. . .”

Leo: “Aaah. . .aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .aaah. . .”

Ninik: [Memegang penisku, menyedot-nyedot kepala penisnya
sambil memejamkan kedua matanya], “UK. . .Uk. . .UK. . .
lap. . .lap. . .lap. . .Aahg. . .Aahg. . .Aahg. . .Aahhg. . .”

Leo: “Aaah. . .Aaah. . .Aaahh. . .udah cukup ngisepnya, Ci Ninik!
Saya péngén pindah ke dalam lubang mémék Ci Ninik. . .”

Ninik: [Masih terus menghisap penisku sambil mengangkat kaki kirinya,
menggosok-gosok méméknya dengan tangannya]

Leo: “Aaah. . .Ci Ninik! Udah, Ci Ninik! Aaaahh. . .” (bangkit berdiri

dari kursi, sehingga penisnya pun terlepas keluar dari mulut Ci Ninik),
“Saya udah ga tahan péngén masukin batang penis saya ke dalam
mémék Ci Ninik!!” (membuka dan melepaskan celana panjangnya,
lalu kembali duduk di kursi kerja Ci Ninik)

Ninik: “Oké! Kalau begitu cepetan masukin batang penis kamu itu
ke dalam sini. . . .” [berdiri menungging di bawah kolong meja
dengan kepala hampir menyentuh lantai, sambil menyodorkan
pantatnya ke arahku dan memperlihatkan lubang méméknya
yang basah berwarna kemérahan], “Saya juga udah ga tahan, Leo!

Lagi kepéngén, niih. . . Aaah! Cepetan!”

Leo: (Memegang tititnya dan menémpélkan ujung kepala penisnya
ke mulut vagina Ci Ninik), “Aaah. . .kalau begitu kita berdua
lagi sama-sama kepéngén, Ci Ninik. . .Nnnnnhh. . .”

(mendorong penisnya masuk perlahan-lahan ke dalam mémék Ci Ninik)

Ninik: “OOH. . .OOOOH!!”


FLOP!


Leo: “Eehgg. . .” [kepala penisku sudah masuk]

Ninik: “Teken lagi, Leo! Lebih dalem lagi! Masih bisa lebih jauh. . .
Saya péngén batang penis kamu masuk sampe full. . .sampé mentok!”

Leo: “Iya, Ci Ninik. . .Eeghh. . .” (mendorong penisnya lagi sampai
masuk separuh ke dalam memek Ci Ninik)

Ninik: “AAAH! Iya, Leo. . .mémék saya mulai berasa keiisi. . .”

Leo: [Kutarik pantat Ci Ninik ke belakang dan kudorong pantatku ke depan,

hingga. . . . . .


FLLOOPP!!


Leo: “Eeeghh. . .Ci Ninik. . .”

Ninik: “AAAAH. . .AHH!!”

Leo: [Penisku pun berhasil masuk seluruhnya ke dalam lubang mémék Ci Ninik, hingga tak dapat kulihat lagi batangnya dari luar. Yang kelihatan hanya
pangkal penisku saja yang ditumbuhi banyak bulu-bulu jembut, bersentuhan dengan
pantat Ci Ninik], “Oooh, Ci Ninik. . .yéaah. . .Aaahh. . .”

Ninik: “OOOH. . .OOOOH. . .”

Leo: (Bangkit berdiri dari kursi dengan penis masih tetap berada di dalam mémék

Ci Ninik; membuat pantat Ci Ninik jadi ikut terangkat tinggi ke atas)

Ninik: “Aah. . .Ahh!” (berusaha menahan tubuhnya supaya tidak jatuh

sambil mengatur tinggi pantatnya agar sesuai)

Leo: “Aaaah. . .ini dia. . .” [sambil kupegang pantat Ci Ninik yang indah

dan montok itu, mulai kugoyang-goyangkan tititku keluar masuk
lubang méméknya], “Aaah. . .Aaah. . .”


FLAP FLAP FLAP…


Ninik: “Oooooh. . .Leooo. . .Aaah. . .Aaah. . .”


FLAP FLAP NYOC NYAC NYOC…


Leo: “Ooohh. . .yéaah. . .Ci Ninik. . .mantap. . .Aaah. . .Aaah. . .”

Ninik: “Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .
Aah. . .Aaah. . .Yaaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aah. . .”


FLAP NYOC NYOC FLAP NYOC FLAP…


Ninik: “OOOHH. . .YES. . .YESS. . .rasanya énak banget. . .énak banget, Leoo. . .

AAAAAAAHHH. . .lebih cepet lagi. . .LAGI! SAYA UDAH MAU KELUAR!”


FLOPS FLOPS FLAPS FLOPS FLOPS…


Leo: “OHH. . .OHH. . .OHH. . .OOH. . .OOHH. . .”

Ninik: “YEEEEES!!!!”

Leo: “OOOW. . .YEEEAH. . .CI NINIK. . .AAAAHH. . .”

KNOCK! KNOCK! KNOCK!!

Jumi: “Bu. . .!?”

Leo: “AH!”

Ninik: “???”

Jumi: “Bu Ninik!?”

Ninik: “Aaahh. . .sebentar. . .”

Leo: [Kukeluarkan tititku dari dalam memek Ci Ninik]

Ninik: “IYA!! KENAPA, JUM?? Leo, kamu ngumpet dulu di bawah méja, ya. . .

saya bicara dulu sama Jumi sebentar. . .”

Leo: “Oké!” (masuk ke bawah kolong méja)

Ninik: “Kenapa, Jum?” (bertanya kepada Si Jumi sambil
melongokkan kepalanya keluar dari balik pintu)

Jumi: “Itu. . .di luar ada orang yang datang, mau ketemu sama Ibu, katanya!?”

Ninik: “Mau ketemu sama saya?? Dari siapa???”

Jumi: “Katanya, Pak Herry!?”

Ninik: “Pak Herry??? Dia ngga janji mau ketemu saya hari ini, tuh!?

Bilang saya lagi pergi aja, déh!”

Jumi: “Jadi Pak Herry-nya disuruh pulang aja? Émangnya Ibu lagi ngapain, sekarang?”

Ninik: “SAYA LAGI NGGA BISA DIGANGGU SEKARANG!!!
Bilang dia, kalau mau datang bikin janji dulu!”

Jumi: “Iya, Bu! Jadi, saya bilang Ibu lagi pergi aja, yah!?”

Ninik: “Iya. . .bilang nanti saya bakal hubungin dia, gitu. . .”

Jumi: “Iya, Bu!”

Ninik: “Huuuhhh. . .ada-ada aja, orang. . .”

Leo: “Kenapa, Ci Ninik?” (keluar dari kolong méja sambil membuka keméjanya, hingga telanjang)

Ninik: “Ga. . .ada orang cari saya, tapi ga bikin janji dulu. Nanti saya telepon dia aja. Sekarang. . . . . . .” (membuka kaosnya juga, hingga telanjang), “. . . . . .kita selesaikan urusan kita yang belum selesai tadi. . .Mmmmhhhh. . .”

Leo: (Mencium Ci Ninik dengan penuh nafsu), “Mmmhhh. . .
Ci Ninik. . .mmmhh. . .mmmgghhh. . .Aaahhh. . .”

Ninik: “Ooohh. . .Leooo. . .mmhhh. . .”

Leo: (Terus mencium Ci Ninik, hingga ia jatuh terduduk di kursi kerjanya), “AHH!!”

Ninik: “Ayo. . . . .” (mengangkangkan kedua pahanya lébar-lébar),
“Cepetan. . .masukin titit kamu lagi!! Saya udah ampir keluar, tadi. . .”

Leo: (Merendahkan pantatnya; memegang batang tititnya, lalu
menémpélkannya ke lubang mémék Ci Ninik dan langsung memasukkannya,

hingga mentok ke pangkal penisnya), “Oooohhhh. . .Ci Ninik. . .”


FLOOPSS!!!


Ninik: “OOOOHH!”

Leo: “Aaah. . .Aaah. . .Ci Ninik. . .Aaah. . .Aaah. . .Aah. . .”
(menggoyang-goyangkan tititnya lagi keluar masuk lubang mémék Ci Ninik)


NYUC-NYUC FLAPS NYUC NYUC FLOP…


Ninik: “Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaaaah!!”

Leo: (Sambil menatap wajah cantik Ci Ninik), “Ahh. . .ahh. . .ahh. . .ahh. . .

wajah Ci Ninik cantik sekali. . .seperti bidadari. . .”

Ninik: “Aaaaah. . .Leoo. . .” (tersenyum gembira)

Leo: (Mencium bibir Ci Ninik), “Mmmmhhh. . .mmmh. . .mmh. . .”

Ninik: [Membalas lembut ciumanku], “Mmmh. . .mmmh. . .aaah. . .”

Leo: (Kembali fokus pada goyangan pantatnya; memandangi batang tititnya

yang sedang bergerak-gerak keluar masuk menyodok-nyodok lubang mémék
Ci Ninik), “Ahh. . .ohh. . .ohh. . .Ooh. . .méméknya berasa gimana, Ci Ninik? Aah. . .”

Ninik: “Énaaak, Leo. . .aah. . .aah. . .ahh. . .amph. . .aaaph. . .Auu. . .Auuu. . .

Auu. . .Uuuuh. . .saya udah mau keluar. . .ahhh. . .lebih kenceng lagi. . .
ayo, lebih kenceng lagi! Aaaahh. . .”

Leo: (Memantapkan posisi badannya dengan berpegangan pada lengan kursi kerja Ci Ninik dan mulai mempercepat goyangan pantatnya), “Ooh, Oh. . .lagi, Ci Ninik?? Ah. . .ah. . .hah. . .”

Ninik: “Iy. . .iyaahhh. . .laaggiii. . .ssshh. . .ahh. . .ssshh. . .aahhh. . .”

Leo: (Menopang tubuhnya dengan meletakkan kedua tangannya di dudukan kursi tempat Ci Ninik duduk dan menggoyang-goyangkan pantatnya secepat mungkin), “Aah. . .Ah. . .Ahh!!”

Ninik: “MmmmM. . .mmggh. . .aahh. . .aahh. . .Ahaahh. . .Ah. . .Ah. . .
Ah. . .Ah. . .Ah. . .Ahh. . .Ah. . .Ah. . .Ah. . .Ah. . .Ah!”


FlOMP FLOMP FLUOMP FLUOMP…


CEKLECK!!


Jumi: “Bu Ninik. . .” (masuk ke dalam ruang kerja Ci Ninik

tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu)

Leo: “HAH?!”

Ninik: “JUMI??!”

Jumi: “Ya, Allah!??” [terkejut melihat kami berdua], “Mm. . .ma. . .
Maaf, Bu! Sa. . .saya lupa ketuk pintu. . .ss. . .sa. . .saya akan segera keluar. . .

silakan dilanjutkan. . .permisi. . .ya, Allah. . .”

Leo: “Ci Ninik??!”

Ninik: “Udah, terusin aja. . .biar nanti saya yang urus. . .kamu tadi ga denger

Jumi bilang silakan dilanjutkan?? Aaahh. . .”

Leo: “Saya denger, kok. . .héh, héh. . .Aahh. . .aahh. . .Ci Ninik. . .”

Ninik: “AAHHH. . .AAAHHH. . .SAYA UDAH MAU KELUAR!”

Leo: “AAHH. . .SAYA JUGA, CI NINIK! AAH. . .AAAH. . .”


FLUOMP FLUOMPS FLUOMPSs…


Ninik:
(Merentangkan kedua pahanya dengan semakin lébar),
“AAAHH. . .AAAAHHHH. . .AAAAAAHHHHHH!!!” (mencapai orgasme)


CREET… CREET… SSSRRRR…


Leo: “OOOHH. . .CI NINIK!!”

Ninik: “AAAHH. . .AAAAHH. . .LEOO. . .” [lubang méméknya menjadi
sangat bécék karena mengeluarkan lendir, dan otot méméknya
terasa megap-megap menyedot-nyedot batang tititku]


NYIOOCT NYIOOCT NYIOOCT…


Leo: “OOOOW, YÉAH. . .CI NINIK. . .UAAAAAAAGGGHHH!!!!!”
(mencapai orgasme dan menyemburkan cairan maninya keluar)

Ninik: “DI DALEM AJA. . .DI DALEM AJA!! AHGHH!!!”


CRROOOT… CEPRROOOT… CPROOT…..


Leo: [Kusemburkan semua cairan maniku ke dalam lubang mémék
Ci Ninik], “Aaaahh. . .Ci Ninik. . .Aah. . .Aaah. . .Aaah. . .”

Ninik: “Aaahh. . .hangatnya. . .Leooo. . .aaahh. . .aaahh. . .aahh. . .”

Leo: “Oohh. . .iyaah. . .Oooohh. . .Aahh. . .aaahhhh. . . . . .Ahh. . .”
[kutekan batang tititku dalam-dalam ke dalam méméknya untuk memastikan kalau semua cairan maniku sudah keluar sepenuhnya, sebelum akhirnya kukeluarkan batang yang sudah mulai melunglai dari dalam lubang kewanitaannya yang

basah dan nikmat itu]

Ninik: “Oooh, Leoo. . .mmmh. . .”

Leo: “Aahh. . .Ci Ninik. . .” [pada saat batang tititku itu terlepas keluar dari

lubang kemaluan Ci Ninik, cairan dari dalam mémék Ci Ninik pun terlihat
mengalir dan meluap keluar dari lubangnya, hingga membasahi kursi kerjanya]

Ninik: “Aaahh. . .hari ini Ellen lesnya libur dulu aja, ya!?”


~TAMAT~

Tidak ada komentar: