-----------------------------------------------------------------

Jumat, 15 Juni 2007

#1.3. Paling Tua, Paling Menggairahkan


Tuti

Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 45 thn
Tempat/ Tgl Lahir : Jakarta, 4 Maret
Status : Isteri Pedagang
Pekerjaan : Karyawan Kantor, Ibu 3 Orang Anak




Soré hari. . .
Di kamar mandi, di rumah Ci Tuti. . .


Leo: “Oohh, Mama Cindy. . .apa ga sebaiknya kapan-kapan aja?
Aaah. . .nanti kalau mbaknya pulang dan tau kalau kita lagi ada di kamar mandi berduaan, gimana? Eegghh. . .apalagi, kalau sampai Ko Yongki, tau!?
A. . .Aaahh. . .”

Tuti: “MMM. . .MMMGHGHH. . .” [menghisap penisku], “Om Leo
tenang aja. . .sllrrp. . .sllrp. . .mbaknya dua-duanya lagi pada nemenin
Cindy, Gary, Andrew pergi nginep di rumah saudaranya. . .sluurp. . .terus. . .
kalau papanya anak-anak lagi pergi ke Jepang. . .biasa,déh. . .ngurusin kerjaan! MMMHH. . .MMMGHHGH. . .”

Leo: “OOoooh. . .Mama Cindy. . .”

Tuti: “Om Leo panggil saya Tuti, aja. . .saya kan bukan cuma
mamanya Cindy. . .MMMMGHH. . .”

Leo: “Ooohh. . .iya, Ci Tuti. . .Aaaahh. . .yeaah. . .mmmhg. . .”

Tuti: [Tampak begitu menikmati saat-saat di mana ia bisa
memegang dan menghisap-hisap batang penisku; jongkok
sambil mengangkang], “MMMMMHGHHH. . .”

Leo: “Aaahh, Ci Tuti. . .” [mendorong kepala Ci Tuti untuk menjauh,
sehingga batang penisku pun terlepas keluar dari mulutnya]

Tuti: “MMM. . .PLOPP!!! Sekarang, ngapain. . .??” (bangkit berdiri)

Leo: “Ke sini, ke sini. . .” (meminta Ci Tuti untuk membungkukkan
badannya di atas méja cuci muka, lalu menyuruhnya untuk menungging dan memantapkan posisi pantatnya), “Yéahh. . .”

Tuti: “Ooo. . .rupanya Om Leo senengnya main dari belakang, ya?”

Leo: “Iya, Ci Tuti. . .supaya saya bisa ngeremes-remes téték Ci Tuti, sambil saya ngéntotin Ci Tuti dari belakang. . .”

Tuti: “Mmmmm. . .” (menggoyang-goyangkan pantatnya), “Om Leo
nakal juga, ya, ternyata. . .punya banyak idé. . .Ayo dong, Om!”
[membuka bibir vaginanya dan memperlihatkan kepadaku dengan
jelas lubang kemaluannya yang berwarna mérah muda pucat itu]

Leo: “Oohh, Ci Tuti. . .” [langsung saja kumasukkan batang penisku
itu ke dalam vagina Ci Tuti, dan masuknya pun dengan mulus dan
langsung, tanpa tersendat; berkat air liur dari mulut Ci Tuti tadi,
dan juga mémang karena lubang vagina Ci Tuti sudah agak longgar]

BLEESSH… FLOOPP!!

Tuti: “NNNGHHH. . .AAH!”

Leo: [Meskipun vagina Ci Tuti sudah tidak terlalu sempit, tapi
perasaan saat penisku berada di dalam lubang vaginanya itu
tetap saja luar biasa], “OH, YÉAHH. . .CI TUTI. . .”

Tuti: [Mulai menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur ke
arahku; memompa batang penisku keluar masuk lubang
vaginanya], “Oohh. . .oohh. . .ahh. . .aahh. . .aaah. . .ahh. . .”

Leo: “Yééah, Ci Tuti. . .Aaah. . .ahhh. . .Oohh. . .lebih cepet lagi,
Ci Tuti. . .Aahh. . .aahh. . .aaah. . .Ayoo. . .Ahh!” (menepuk
pantat Ci Tuti)

PLAKK!!!

Tuti: “OOoohh. . .Oohh. . .kamu kurang ajar juga, ya, nepuk-nepuk
pantat orang. . .Aaah. . .Aah. . .Ahh. . .” (mempercepat goyangan
pantatnya), “Tapi, saya mémang paling suka digituin. . .apalagi
sama Om Leo. . .Aahh. . .Aaah. . .Aaah. . .Uhh. . .Eeghh. . .”

Leo: “Aaah. . .Aah. . .Aah. . .Ci Tuti. . .” (membungkukkan badannya
ke depan; bersandar pada tubuh Ci Tuti, lalu memegang dan
meremas-remas buah dada Ci Tuti yang menggantung itu
dari belakang), “Aahh. . .téték Ci Tuti empuk, ya. . .Aaah. . .”

Tuti: “Aaahh, Om Leo. . .iyaah. . .remes teruuus. . .remes terus. . .
aaah. . .aahh. . .aah. . .pantatnya sambil digoyangin. . .ahh. . .”

Leo: (Menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur, agar
batang penisnya yang sedang tertancap di dalam vagina
Ci Tuti bisa bergésék-gésékan lagi dengan otot dinding
vaginanya), “Aaah. . .Ci Tuti. . .Aaah. . .Aaah. . .Aaah. . .”

Tuti: “Ooohh. . .Om Leo. . .saya udah mau keluar. . .Aaahh. . .”

Leo: (Mengangkat dan menaikkan kaki kanan Ci Tuti ke atas méja, lalu menyilangkan kaki kanannya di atas paha kanan Ci Tuti), “Posisi begini pasti Ci Tuti suka. . . Aaah. . .” (memegang pinggul Ci Tuti dan langsung menggoyang-goyangkan pantatnya lagi, memompa batang penisnya keluar dan masuk ke dalam lubang vagina Ci Tuti), “Aah. . .aah. . .ahh. . .yéaah. . .Aah. . .ahh. . .”

Tuti: “OOOoHH. . .OOoOH. . .OM LEO. . .SAYA. . .KELUAAAR. . .
AAAAGHHHHHH!!!!!”

SSSRRRR…. CREET… CRREET…

Leo: “OOooh. . .Ci Tuti. . .basah. . .nnnnnhhh. . .Aaahh. . .”

Tuti: “Aaahh. . .Om Leo. . .hhh. . .sss. . .hhh. . .sss. . .hhhh. . .”

Leo: (Mengeluarkan penisnya dari dalam vagina Ci Tuti, lalu
menyuruh Ci Tuti untuk duduk di atas méja cuci muka)

Tuti: “Ooohh. . .aaahh. . .Om Leo. . .aahhh. . .” (terlihat kelelahan)

Leo: “Oooh. . .saya suka sekali melihat wajah Ci Tuti yang sedang
kelelahan seperti itu. . .membuat saya jadi semakin bergairah. . .”
(berdiri di atas kursi kecil), “Buka yang lébar. . .”

Tuti: (Merentangkan kedua pahanya lébar-lébar), “Aaahhh. . .”

Leo: “Yééah. . .” (menahan paha kiri Ci Tuti sambil memegang dan
memasukkan batang penisnya lagi ke dalam lubang vagina
Ci Tuti yang basah dan sudah semakin longgar)

BLEEESSH… FLOOPPSS!!!

Leo: “Aaaaahhh. . .yéahh. . .”

Tuti: “Nnnnnnnn. . .Ahh. . .Aaah. . .”

Leo: (Memegang dan meremas-remas buah dada Ci Tuti dari depan,
dan tanpa banyak bicara, langsung menyodok-nyodokkan batang penisnya yang besar dan panjang itu berulang-ulang ke dalam lubang vagina Ci Tuti], “Oohh, Ci Tuti. . . Aaah. . . ”

Tuti: “Oohh. . .Ahh. . .Ahh. . .Aah. . .Om Leo. . .Aaah. . . énaaak. . .Ahh. . .énaaakk. . .Aah. . .Aah. . .Aaalh. . .Aaallh. . .Aaallh. . .”
[memegang dan meremas-remas buah dadanya sendiri, sambil memandangi vaginanya yang sedang disodok-sodok keluar masuk oleh batang penisku]

Leo: “Aaah. . .Aaah. . .Ahh. . .Ah. . .Ah. . .” (mempercepat goyangan pantatnya, hingga membuat Ci Tuti merasa makin keénakan)

Tuti: “OOooOh. . .Aaah. . .sssh. . .Aaah. . .ssshh. . .Aaah. . .sssh. . .
Aaah. . .ssssh. . .Om Leo. . .saya udah mau keluar lagi. . .”

Leo: “Aaah. . .yééah. . .Ci Tuti boleh keluar berapa kali pun yang
Ci Tuti mau. . .Aaah. . .rasanya énaaak. . .Aaah. . .Aaah. . .”

Tuti: “OOOOHH. . .OM LEOO. . .AAAH. . .AAAAAAAHHHH!!!”

Leo: “CI TUTI. . .SAYA JUGA. . .OUAAAAAGGHHHHHH!!!”

CRROOOT… CRROOT… CRET… CROT….

Leo: (Spermanya menyembur keluar di dalam vagina Ci Tuti),
“OOOOOOOOOGGHHH!!!”

Tuti: “AAAHHH. . .OM LEOOO. . .AAAH. . .AAH. . .AHH. . .”

Leo: “Oooohhh. . .sssh. . .Ci Tuti. . .yéaaahh. . .hhh. . .aahh. . .”

Tuti: “Aaaallhhh. . .Om Leo mémang hébat. . .”


~TAMAT~

Tidak ada komentar: